Kata Mutiara Kisah Para Muallaf 02: Suhaib Webb, Mantan DJ Yang Menjadi Imam Islamis Society of Boston
Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 02 ini, kita akan menyimak perjalanan Suhaib Webb, yang aslinya cucu seorang pengkhotbah. Alih-alih menikmati spiritualitas dalam dunai Kristiani, Webb mengalami distorsi keyakinan. Ia kemudian menjadi seorang DJ. Namun justru dari dunia hip-hop itulah Webb kemudian menemukan cahaya Islam yang merasuk dalam dada. Seperti apa pencarian agama hakiki sang DJ?
*****
Masa muda William Webb penuh dengan kesenangan sekaligus tekanan. Meski keluarganya kental dengan agama Kristen, ia sempat terjebak dalam pergaulan yang sama sekali berbeda. Sebelum hidayah Allah menyapanya di usia 20 tahun.
Lahir di Oklahoma pada 29 Juni 1972, spiritualitas semestinya bukan masalah besar untuk Webb. Kakeknya seorang pengkhotbah, dan sejak kecil ia dididik dalam lingkungan yang taat dengan nilai-nilai Kristiani. Namun, ini semua tak menghalangi Webb yang beranjak remaja mengalami distorsi keyakinan. Tak ditemuinya ketenangan batin.
Webb melampiaskan diri pada kehidupan malam. Menjadi seorang DJ hip-hop dan produser adalah ekspresi dirinya sepanjang akhir1980-an. Tapi, di dunia yang bagi sebagian orang berbahaya itu, pencerahan datang tanpa diminta.
Pada awal dekade 1990-an, kultur Hip Hop mulai memperoleh unsur-unsur Islam. Mulai dari beberapa penyanyi, lagu, dan kemudian bahasa slang. William Webb tak menampik pengaruh baru tersebut. Ia menyadari di kemudian hari, Islam menjadi semacam alternatif lain dari pandangan dunia yang selama ini dianut kebanyakan orang di sekitarnya.
Tak ada kata terlambat. Di usia 20 tahun, hidayah itu menyiram Webb dan seketika itu pula dunianya berubah. Ia berkuliah di University of Central Oklahoma. Kecintaannya kepada Islam, semakin bertambah dan terus bertambah.
Pria yang kemudian berganti nama menjadi Suhaib Webb terus berjuang gigih memperkenalkan Islam ke seluruh dunia. Ia termasuk dalam delegasi yang berkunjung ke Auschwitz, untuk membangun pemahaman yang lebih baik antara muslim dengan kaum Yahudi Amerika.
Kehidupan Webb sebagai seorang muslim bukannya tanpa kendala. Ia pernah dituduh terlibat dengan jaringan Al-Qaidah. Dua hari sebelum Tragedi 11 September (2001), Webb terlibat dalam penggalangan dana bersama Anwar Awlaki yang dianggap sebagai teroris. Namun, sehebat itu badai menerpa, nyatanya tak merontokkan sang imam.
Menjalani hidup di Amerika Serikat menjadi seorang muslim, barangkali bukan yang terlalu mudah. Tapi, kecintaan Suhaib Webb pada agama ini tak akan pudar. Ia, bergabung dengan berbagai pemuka agama untuk mengutuk aksi pengeboman yang terjadi dalam lomba lari maraton di Boston pada 2013. Kata mutiaranya yang layak dipahami oleh semua orang di dunia, tak terkecuali muslim, adalah "Kita mesti melanjutkan hidup dalam harmoni, menghormati dan menghargai, segala persamaan dan perbedaan, dan bekerjasama demi kebaikan bersama."
Komentar
Posting Komentar