Kata Mutiara Kisah Para Muallaf 13: Lacey Tourner, Tidak Ada Kedamaian di Agama Terdahulu
Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 13 ini, kita akan menyimak perjalanan Lacey Tourner. Bertahun-tahun hidup sebagai pemeluk agama, ia tidak merasakan kedamaian. Namun pengembaraannya menuntut ilmu di Universitas Regina menciptakan perubahan besar dalam hidup. Untuk pertama kalinya ia mengenal sesuatu yang baru: Islam.
*****
"Aku tahu, agama penting bagi kehidupan, dan aku ingin memiliki basis keimanan yang kuat. Tapi, selama ini aku tak bahagia," tutur Lacey Tourney, yang pada tahun 2010 memeluk agama Islam.
Ada yang janggal dan ada yang kurang, yang tak ditemuinya. Lacey mencari dan terus mencari, hingga ahirnya memutuskan untuk belajar ilmu agama Timur Tengah di Universitas Regina. Di sanalah, melalui perbincangan hangat dengan banyak muslim, Lacey Tourney tertegun. Inilah yang selama ini dicari-cari. Budaya dan jalan hidup orang-orang ini, cocok dengan prinsip hidupnya.
Setiap tindakan selalu membutuhkan alasan. Dan ritual dalam Islam, terlihat begitu logis bagi Lacey. Semuanya serba terkonsep dan segalanya demi kebaikan. Melakukan salat lima kali sehari, yang dimulai dengan wudhu, mengajarkan pentingnya hidup sehat.
Menjalani salat itu sendiri, senantiasa menambah ketenangan dalam hati. Melakukan zakat dan berpuasa, membuat kepedulian sosial seseorang terbuka. Ada banyak orang di luar sana yang membutuhkan pertolongan dan tidak seberuntung kita. Menjadi muslim, berarti belajar menjadi orang yang lebih baik.
Lacey Tourney menjalaninya secara bertahap. Mulai dari menggunakan hijab demi menundukkan pandangan, hingga menjalani puasa Ramadhan. Cinta itu semakin membuatnya menjadi seseorang yang supel dan mudah akrab kepada siapa pun. Satu yang ditegaskan, setiap detik yang dilalui seorang muslim, setiap napas yang terembus, hanyalah menjadi perekat hubungan dirinya dan Allah.
Foto ilustrasi: aboutislam.net
Komentar
Posting Komentar