Kata Mutiara Kisah Para Muallaf 18: Regis Fayette-Mikano, Rapper Muslim Yang Nyaris Bunuh Diri
Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 18 ini, kita akan menyimak perjalanan Regis Fayette-Mikano. Ia dibesarkan di keluarga yang taat pada agama Katolik. Tapi, rasisme adalah benteng besar yang tak bisa ditembus dengan mudah oleh anak kulit hitam seperti dirinya. Pencarian jati diri rekan-rekan seusianya berujung maut, bunuh diri. Bahkan Regis nyaris saja bunuh diri pula. Apa yang membuat Regis Fayette-Mikano lolos dari semua itu?
*****
Regis Fayette-Mikano adalah pemenang Prix Constantin ---penghargaan untuk album terbaik seorang penyanyi paling menonjol dalam rentang setahunterakhir--- pada 2006. Siapa sangka sang rapper nyaris terjebak dalam kehidupan malam, dan lolos dari kemungkinan bunuh diri. Yang memandunya bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, melainkan Islam.
Lahir di keluarga yang taat beragama Katolik, sebenarnya tidak ada yang salah dalam kehidupan Fayete-Mikano. Ia memperoleh cinta kasih yang penuh dari keluarga, ia pun berprestasi di sekolah. Namun, hidup indah itu memiliki dua muka. Kala tumbuh sebagai remaja, Fayette-Mikano mulai terseret dalam kehidupan nakal. Narkotika, minuman keras, dan pergaulan bebas meresap ke dalam otaknya.
Keadaan mulai tidak beres bagi sang remaja, ketika rekan-rekannya semakin hancur. Beberapa di antaranya melakukan percobaan bunuh diri, atau malah terlibat pembunuhan. Masa-masa pencarian jati diri memang kadang mengerikan. Apalagi jika remaja keturunan Afrika di Prancis seperti mereka, mendapatkan pelecehan, disepelekan, dan dianggap cuma pelengkap masyarakat yang tak penting. Fayette-Mikano bahkan bisa saja menjadi salah satu dari mereka sebelum ia bersua dengan beberapa warga yang menganut Islam.
Pertemuan ini memberikan apa yang dibutuhkan sang pemuda: pengakuan. Dalam Islam tak ada diskriminasi. Semua orang, entah kulit putih atau kulit hitam, diperlakukan sederajat. Dalam Islam, ada kedisiplinan tinggi. Seorang remaja tak punya waktu menghabiskan hidup dalam hura-hura. Yang dibutuhkannya adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan tunduk pada hal-hal duniawi.
Masuk ke dalam Islam dua minggu setelah malam pertemuan dengan warga yang memberinya pencerahan, dan kemudian mengganti nama sebagai Abd Al-Malik, mengubah hidup Fayette-Mikano. Ia tetap bergulat dalam dunia musik rap. Digunakannya media ini untuk menyuarakan keadilan yang terinsiprasi dari Islam.
Rasisme dan perlakuan sinis terhadap imigran di tanah Menara Eiffel menjadi salah satu topik yang paling didengungkannya. Pengakuan terhadap keberagaman adalah misi sederhana sang rapper. Berbekal firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat:13, "Sesungguhnya Kami menciptakan kamu ... berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal" Regis Fayette-Mikano berusaha menyelamatkan sekian pemuda imigran melalui lagu-lagunya, agar tak perlu melewati masa-masa remaja yang suram dan gelap seperti yang pernah menimpa dirinya.
Komentar
Posting Komentar