Kata Mutiara Kisah Para Muallaf 20: Tracy Charles, Kematian Sang Suami Mengubah Jalan Hidupnya
Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 20 ini, kita akan menyimak perjalanan Tracy Charles. Ia sempat terpukul hebat kala sang suami harus mengembuskan napas terakhir karena kanker. Untuk memulihkan luka hati, Tracy berkelana hingga Maroko. Namun, ternyata kematian sang suami adalah awal dari kado besar yang diberikan Tuhan kepadanya: Islam.
*****
Tracy Charles bukanlah seorang religius meskipun terlahir di lingkungan keluarga beragama Katolik. Wanita asal Kanada ini bukan orang yang rajin ke gereja, dan merasa keberadaan Tuhan bukanlah sesuatu yang penting. Hingga akhirnya, di dinginnya Januari 2011, Rick sang suami meninggal karena kanker.
Tracy terpukul berat. Kematian itu nyata adanya. Kala air matanya belum juga kering, perempuan ini berangkat ke Maroko, berkunjung ke seorang teman lama yang ada di sana. Semuanya serba sebentar, tapi meninggalkan kesan mendalam. Tracy tak bisa tak terkesima oleh lantunan ayat Alquran yang dilantunkan sang kawan dan beberapa rekan muslim di sana. Kala mengenang kembali, Tracy hanya bisa berkata, "Begitu dalamnya ayat Alquran itu menyentuh hati."
Pulang ke Kanada, Tracy semakin penasaran. Ia mencetak surah demi surah dalam Alquran, mempelajari maknanya, dan menemukan kecocokan. Inilah yang harus dipegang dalam hidupnya yang guncang. Dahulu,
Tracy juga membaca Injil. Namun, bacaannya hanyalah sebatas bacaan semata. Tak meninggalkan kesan apa pun. Akan halnya agama yang baru dikenalnya ini, semakin dipelajari, semakin menjadi candu. Bagai menggali dan terus menggali demi menemukan emas di bagian terdalam bumi.
Tracy Charles sendiri merasakan kenyamanan luar biasa dalam Islam. Ketika ibunya berpulang pada hari kedua Ramadhan 1434 Hijriyah, ia memang berduka. Tapi, tak meraung-raung. Islam telah membuatnya damai dan tenang. Bahkan, Tracy tak segan untuk memotong rumput tetangga sebagai bentuk ajaran cinta yang disebarkan oleh Islam.
Semuanya berjalan dalam proses. Tracy mengakui, "Aku tak mungkin menjadi seorang muslim terbaik dalam semalam. Tapi, aku akan melakukannya setahap demi setahap."
Seperti ketika menjalani puasa Ramadhan. Awalnya Tracy khawatir akan kelaparan. Bagaimana jika ia ternyata haus di tengah puasa? Tapi, cukup dengan menjalani puasa sehari saja, pemahaman baru datang. "Setiap kali Anda terlilit lapar dalam puasa, Anda akan lebih berfokus lagi mana yang penting mana yang tidak, mana yang merupakan jebakan nafsu, dan mana yang merupakan keinginan menjalankan perintah Allah."
Komentar
Posting Komentar