Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 7)
Menyelami kata demi kata Rasulullah, kita akan merasa seperti tenggelam dalam samudera lepas yang membuat diri ini seakan hilang lenyap tak berarti. Betapa seseorang yang sudah terjamin masuk surga, dipuji penduduk langit dan bumi, mau bersusah payah dalam menjalani hidup: menghindari perbuatan menyekutukan Allah dan menghindari tindakan menyakiti sesama makhluk.
Membaca kata mutiara berikut ini mungkin bisa memantik semangat; tetapi juga seperti menghadap pada sebuah cermin yang memantulkan Cahaya Abadi sehingga menimbulkan rasa malu yang dalam di lubuk hati. Layaklah ketika selesai membaca deretan kata mutiara dalam buku Jejak Rasul, kita, mengutip ucapan Abu al-Husayn an-Nuri, “suatu hari aku menatap cahaya dan aku terus menatapnya sehingga aku ingin menjadi cahaya itu; Cahaya di atas Cahaya.”.
Di bawah ini adalah kata mutiara Rasulullah bagian ketujuh disusun berdasarkan abjad.
------------------------------
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 1)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 2)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 3)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 4)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 5)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 6)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 7)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 8)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 9)
Kumpulan Kata Mutiara Terbaik Nabi Muhammad Saw (Bagian 10)
------------------------------
ISTRI
Ingatkanlah istrimu dengan cara yang baik.
Seorang muslim tidak boleh membenci istrinya; jika ia merasa tidak puas dengan salah satu perbuatan istrinya, ia bisa berpuas diri dengan perbuatan lain istrinya yang baik.
Apakah kau memukul istrimu sendiri seperti halnya kau berbuat dengan seorang budak? Sungguh jangan lakukan hal itu (menyakiti istri).
Muawiyah bin Haidah berkata, “Wahai Rasulllah! Apa kewajibanku kepada istriku?” Nabi menjawab, “berilah istrimu makanan sama seperti yang kaumakan, pakaian sebaik pakaian yang kau kenakan; dan jangan menampar wajah atau melecehkannya. Jangan pula kau berpisah darinya dalam keadaan kesal.”
Seorang muslim yang paling sempurna adalah ia yang pembawaannya paling baik; yang terbaik darimu adalah ia yang berperilaku paling baik kepada istrinya.
Seorang istri yang baik hati adalah harta terindah.
Perempuan adalah kembar pelik seorang laki-laki.
Dunia dan segala sesuatu di dalamnya memang berharga; tapi, hal yang paling berharga di dunia adalah seorang istri yang baik hati.
Istri terbaik adalah yang baik hati; ia yang begitu menyayangi bayi-bayinya; dan ia yang paling berhati-hati dalam memperlakukan harta suaminya.
Ketika seorang perempuan melakukan salat lima kali sehari, berpuasa pada bulan Ramadhan, memiliki sifat tulus hati, dan tidak membantah suaminya, katakan kepada perempuan tersebut untuk masuk ke surga dari pintu mana saja yang disukainya.
Jangan mencegah istrimu untuk memasuki tempat ibadah.
Jika saja dibolehkan untuk menyembah sesuatu selain Allah, akan kuperintahkan agar para istri menyembah suami-suami mereka.
Seorang istri tidak boleh menggembar-gemborkan kecantikannya di depan suaminya, tidak boleh membalas kebaikan sang suami dengan perasaan tidak terima kasih.
Istri tidak boleh berkata kepada suaminya, “Kenapa kauperlakukan aku begini dan begitu?”
Nabi saw. bersabda, “Aku melihat ke dalam neraka dan melihat banyak wanita di sana. Kutanyakan sebab-sebabnya dan mendapat jawaban ‘karena mereka berlaku tidak baik kepada suami-suami mereka dan tidak berterima kasih kepadanya.’”
Aku mencintai tiga hal di dunia ini: wewangian, wanita dan penyegaran kembali dengan salat.
Memberi nafkah kepada istri lebih penting daripada memberi sedekah.
Pada Hari Kebangkitan akan ada laki-laki yang membawa tumpukan perbuatan baik setinggi gunung dan menempatkannya di dekat Mizan (Timbangan). Kemudian ia ditanya, “Dengan cara bagaimana engkau menghidupi keluargamu?” Ia tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan, maka semua perbuatan baiknya pun dihapuskan dan suatu pernyataan dikeluarkan, “Inilah orang yang keluarganya telah menelan semua perbuatan baiknya!”
Seseorang yang meninggalkan istri dan anak-anaknya seperti halnya budak yang lari. Sebelum ia kembali kepada mereka, puasa dan salatnya tidak akan diterima oleh Allah.
Orang yang mencari istri demi kecantikannya atau kekayaannya akan kehilangan keduanya.
Wanita yang paling baik untuk diperistri adalah yang maharnya kecil dan nilai kecantikannya besar.
Seorang yang ingin mengawini seorang perempuan mesti melihatnya dulu.
Seseorang yang mampu menanggung ketidakenakan yang ditimbulkan oleh istrinya dengan penuh kesabaran akan memperoleh pahala sebesar yang diterima oleh Ayub a.s. atas kesabarannya menanggung bala (ujian) yang menimpanya.
Pada saat-saat sebelum wafat, orang mendengar Nabi saw. bersabda, “Teruslah berdoa dan perlakukan istri-istrimu dengan baik, karena mereka adalah tawanan-tawananmu.”
Semisal seorang laki-laki menghabiskan satu dinar untuk berjihad, satu dinar lagi untuk menebus seorang budak, satu dinar lagi untuk sedekah dan memberikan satu dinar juga kepada istrinya, maka pahala pemberian yang terakhir ini melebihi jumlah pahala ketiga pemberian lainnya.
Seorang suami tidak boleh makan sesuatu yang lezat sendirian atau kalaupun ia telah memakannya, ia mesti diam dan tidak memujinya di depan istrinya. Jika tidak ada tamu, lebih baik bagi pasangan suami istri untuk makan bersama karena Nabi saw. bersabda, “Jika mereka melakukan hal itu, Allah menurunkan rahmat-Nya atas mereka dan para malaikat pun berdoa untuk mereka.”
Berbuatlah baik kepada perempuan. Kasihilah mereka dan pergauilah sebaik-baiknya kau mempergauli seseorang.
Ingatlah, berpesan baiklah terhadap istri-istri kalian. Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu. Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu. Sedikitpun kamu tidak boleh berbuat kejam terhadap mereka kecuali mereka telah nyata melakukan kejahatan. Jika mereka melakukan kejahatan, janganlah kamu menemani mereka di dalam tidur (berpisah ranjang) dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Bila mereka telah taat, janganlah kalian, berlaku keras terhadap mereka. Ingatlah! Sesungguhnya kalian mempunyai hak atas istrimu dan istrimu juga mempunyai hak pada diri kalian. Hak kamu atas mereka, yaitu tidak boleh memasukkan orang yang tidak kamu sukai ke dalam kamarmu dan tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai masuk ke dalam rumahmu. Ingatlah, hak mereka atas kamu adalah kamu bergaul dengan cara yang baik, terutama dalam memberi pakaian dan makanan.
Seorang istri tidak diperbolehkan berpuasa sunnat sewaktu suaminya ada di rumah kecuali dengan seizin suaminya, juga tidak diperbolehkan mengizinkan orang masuk ke rumahnya kecuali dengan seizin suaminya.
Setiap istri yang meninggal dunia dan suaminya meridhainya, istri tersebut pasti masuk surga.
Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyia-nyiakan orang yang harus diberi belanja (keluarga).
ISTRI
Ingatkanlah istrimu dengan cara yang baik.
Seorang muslim tidak boleh membenci istrinya; jika ia merasa tidak puas dengan salah satu perbuatan istrinya, ia bisa berpuas diri dengan perbuatan lain istrinya yang baik.
Apakah kau memukul istrimu sendiri seperti halnya kau berbuat dengan seorang budak? Sungguh jangan lakukan hal itu (menyakiti istri).
Muawiyah bin Haidah berkata, “Wahai Rasulllah! Apa kewajibanku kepada istriku?” Nabi menjawab, “berilah istrimu makanan sama seperti yang kaumakan, pakaian sebaik pakaian yang kau kenakan; dan jangan menampar wajah atau melecehkannya. Jangan pula kau berpisah darinya dalam keadaan kesal.”
Seorang muslim yang paling sempurna adalah ia yang pembawaannya paling baik; yang terbaik darimu adalah ia yang berperilaku paling baik kepada istrinya.
Seorang istri yang baik hati adalah harta terindah.
Perempuan adalah kembar pelik seorang laki-laki.
Dunia dan segala sesuatu di dalamnya memang berharga; tapi, hal yang paling berharga di dunia adalah seorang istri yang baik hati.
Istri terbaik adalah yang baik hati; ia yang begitu menyayangi bayi-bayinya; dan ia yang paling berhati-hati dalam memperlakukan harta suaminya.
Ketika seorang perempuan melakukan salat lima kali sehari, berpuasa pada bulan Ramadhan, memiliki sifat tulus hati, dan tidak membantah suaminya, katakan kepada perempuan tersebut untuk masuk ke surga dari pintu mana saja yang disukainya.
Jangan mencegah istrimu untuk memasuki tempat ibadah.
Jika saja dibolehkan untuk menyembah sesuatu selain Allah, akan kuperintahkan agar para istri menyembah suami-suami mereka.
Seorang istri tidak boleh menggembar-gemborkan kecantikannya di depan suaminya, tidak boleh membalas kebaikan sang suami dengan perasaan tidak terima kasih.
Istri tidak boleh berkata kepada suaminya, “Kenapa kauperlakukan aku begini dan begitu?”
Nabi saw. bersabda, “Aku melihat ke dalam neraka dan melihat banyak wanita di sana. Kutanyakan sebab-sebabnya dan mendapat jawaban ‘karena mereka berlaku tidak baik kepada suami-suami mereka dan tidak berterima kasih kepadanya.’”
Aku mencintai tiga hal di dunia ini: wewangian, wanita dan penyegaran kembali dengan salat.
Memberi nafkah kepada istri lebih penting daripada memberi sedekah.
Pada Hari Kebangkitan akan ada laki-laki yang membawa tumpukan perbuatan baik setinggi gunung dan menempatkannya di dekat Mizan (Timbangan). Kemudian ia ditanya, “Dengan cara bagaimana engkau menghidupi keluargamu?” Ia tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan, maka semua perbuatan baiknya pun dihapuskan dan suatu pernyataan dikeluarkan, “Inilah orang yang keluarganya telah menelan semua perbuatan baiknya!”
Seseorang yang meninggalkan istri dan anak-anaknya seperti halnya budak yang lari. Sebelum ia kembali kepada mereka, puasa dan salatnya tidak akan diterima oleh Allah.
Orang yang mencari istri demi kecantikannya atau kekayaannya akan kehilangan keduanya.
Wanita yang paling baik untuk diperistri adalah yang maharnya kecil dan nilai kecantikannya besar.
Seorang yang ingin mengawini seorang perempuan mesti melihatnya dulu.
Seseorang yang mampu menanggung ketidakenakan yang ditimbulkan oleh istrinya dengan penuh kesabaran akan memperoleh pahala sebesar yang diterima oleh Ayub a.s. atas kesabarannya menanggung bala (ujian) yang menimpanya.
Pada saat-saat sebelum wafat, orang mendengar Nabi saw. bersabda, “Teruslah berdoa dan perlakukan istri-istrimu dengan baik, karena mereka adalah tawanan-tawananmu.”
Semisal seorang laki-laki menghabiskan satu dinar untuk berjihad, satu dinar lagi untuk menebus seorang budak, satu dinar lagi untuk sedekah dan memberikan satu dinar juga kepada istrinya, maka pahala pemberian yang terakhir ini melebihi jumlah pahala ketiga pemberian lainnya.
Seorang suami tidak boleh makan sesuatu yang lezat sendirian atau kalaupun ia telah memakannya, ia mesti diam dan tidak memujinya di depan istrinya. Jika tidak ada tamu, lebih baik bagi pasangan suami istri untuk makan bersama karena Nabi saw. bersabda, “Jika mereka melakukan hal itu, Allah menurunkan rahmat-Nya atas mereka dan para malaikat pun berdoa untuk mereka.”
Berbuatlah baik kepada perempuan. Kasihilah mereka dan pergauilah sebaik-baiknya kau mempergauli seseorang.
Ingatlah, berpesan baiklah terhadap istri-istri kalian. Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu. Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu. Sedikitpun kamu tidak boleh berbuat kejam terhadap mereka kecuali mereka telah nyata melakukan kejahatan. Jika mereka melakukan kejahatan, janganlah kamu menemani mereka di dalam tidur (berpisah ranjang) dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Bila mereka telah taat, janganlah kalian, berlaku keras terhadap mereka. Ingatlah! Sesungguhnya kalian mempunyai hak atas istrimu dan istrimu juga mempunyai hak pada diri kalian. Hak kamu atas mereka, yaitu tidak boleh memasukkan orang yang tidak kamu sukai ke dalam kamarmu dan tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai masuk ke dalam rumahmu. Ingatlah, hak mereka atas kamu adalah kamu bergaul dengan cara yang baik, terutama dalam memberi pakaian dan makanan.
Seorang istri tidak diperbolehkan berpuasa sunnat sewaktu suaminya ada di rumah kecuali dengan seizin suaminya, juga tidak diperbolehkan mengizinkan orang masuk ke rumahnya kecuali dengan seizin suaminya.
Setiap istri yang meninggal dunia dan suaminya meridhainya, istri tersebut pasti masuk surga.
Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyia-nyiakan orang yang harus diberi belanja (keluarga).
Komentar
Posting Komentar