Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 29: Allah Tidak Butuh Logika

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 29, tertulis 'Orang yang membuktikan adanya Allah melalui alam menandakan ketidaksampaian orang tadi kepada-Nya.' dan ' Orang yang membuktikan alam ada karena Allah telah mengenal-Nya; ia sudah menyadari segala sesuatu terjadi dari Sang Asal Mula'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa tidak semua hal, apalagi urusan dengan Allah, hanya bisa dijangkau dengan logika. ALLAH TIDAK BUTUH BUKTI LOGIKA   Ada perbedaan antara orang yang membuktikan adanya alam karena Allah dengan orang yang membuktikan adanya Allah melalui alam. Orang yang membuktikan alam ada karena Allah telah mengenal-Nya; ia sudah menyadari segala sesuatu terjadi dari Sang Asal Mula. Sebaliknya, orang yang membuktikan adanya Allah melalui alam menandakan ketidaksampaian orang tadi kepada-Nya. Mungkinkah Allah gaib sehingga kita membutuhkan bukti untuk mengetahui-Nya? Mungkinkah Allah jauh sehingga kita membutuhkan alam untuk sampai ke...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 28: Hati dan Perbuatan Mesti Selaras

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 28, tertulis 'Apa yang tersimpan dalam kegaiban rahasia hati akan terpancar pada perbuatan zahir'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa seorang pencari Allah akan senantiasa tersambung kepada-Nya, sehingga jika ia mencintai Allah, perbuatan zahirnya pun akan menampakkan hal itu. SELARASNYA HATI DAN PERBUATAN Apa yang tersimpan dalam kegaiban rahasia hati akan terpancar pada perbuatan zahir Hati seorang manusia ibarat sebuah cermin mengilap yang berfungsi memantulkan cahaya Allah. Ketika ia begitu sering terjerembab pada hal-hal duniawi, diibaratkan cermin itu mulai tertutup debu. Semakin banyak ia terpesona pada alam fana, semakin banyak pula debu yang menempel pada cermin. Pada akhirnya, cermin hati bisa saja sama sekali terpenuhi debu tebal sehingga tak lagi memantulkan cahaya Allah. Berdebunya cermin; atau matinya hati, ditandai dari perbuatan zahir kita. Mungkin kita sudah termasuk ahli ibadah. Amalan ...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 27: Taat Itu Penting

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 27, tertulis 'Barangsiapa yang dalam masa pencarian diterangi cahaya ketaatan, pada ujung perjalananya pun akan dibenderangi cahaya ma’rifat.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang salik harus memupuk dirinya dan perjalanannya dengan ketaatan demi ketaaan, karena rahasia Allah hanya bisa terbuka dengan hal ini. Hasil, tak pernah mengingkari usaha; meski usaha itu tanpa ambisi. PENTINGNYA KETAATAN Barangsiapa yang dalam masa pencarian diterangi cahaya ketaatan, pada ujung perjalananya pun akan dibenderangi cahaya ma’rifat Kalimat hikmah ini berfungsi sebagai penegas kalimat hikmah sebelumnya. Mereka yang sejak awal sudah berniat mengenal Allah dengan cara yang suci, akan mendapatkan limpahan pengetahuan mulia tentang-Nya. Sebaliknya, orang yang asal-asalan saja ketika hendak mengetahui Allah, tidak akan mendapatkan cahaya benderang pengetahuan tersebut. Mengenal Allah ibarat membawa sebuah pelita yang nya...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 26: Pentingnya Niat

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 26, tertulis 'Salah satu tanda berhasilnya akhir perjuangan adalah kepasrahan kepada Allah yang dilakukan sejak awal mula perjuangan.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa seseorang yang benar-benar ingin mencari Allah, sejak awal pencariannya akan sepenuhnya pasrah, ibarat mayat yang dimandikan, tidak berambisi apapun. PENTINGNYA NIAT Salah satu tanda berhasilnya akhir perjuangan adalah kepasrahan kepada Allah yang dilakukan sejak awal mula perjuangan. Seseorang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawinya demi mengenal Allah. Dilupakannya penderitaan berpisah dengan kebahagiaan memiliki harta, mempunyai rumah mewah, atau dipuja orang karena memiliki kedudukan mentereng. Orang ini memperkaya pengetahuan dengan berguru pada syeikh, membaca buku, dan yang terpenting memraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kira-kira membutuhkan waktu berapa lama hingga ia sampai pada taraf hakikat dan ...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 25: Manusia Itu Lemah

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 25, tertulis 'Sebuah permintaan tidak akan sia-sia jika disandarkan kepada Allah. Sebaliknya, sebuah permintaan tidak akan pernah tercapai jika disandarkan pada diri sendiri..'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa seseorang hendaknya hanya bersandar pada Allah semata. Bahkan kemampuan diri sendiri yang terlihat luar biasa sekalipun akan tak bermakna di depan kuasa-Nya. LEMAHNYA KEMAMPUAN DIRI SENDIRI Sebuah permintaan tidak akan sia-sia jika disandarkan kepada Allah. Sebaliknya, sebuah permintaan tidak akan pernah tercapai jika disandarkan pada diri sendiri . Semua orang senantiasa berkata, Allah Maha Segalanya. Manusia tidak bisa berbuat apa pun kecuali dengan kehendak-Nya. Namun, pada praktiknya, hal ini hanya ada dalam bibir semata. Banyak orang yang masih menuhankan diri sendiri. Ia berusaha keras demi kelayakan hidup; baik kehidupan duniawi maupun akhirat, dengan cara-cara yang kadang tak terpuji. B...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 24: Hidup Selalu Punya Masalah

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 24, tertulis 'Janganlah heran jika terjadi kesukaran hidup selama berada di dunia. Sesungguhnya, kesukaran itu terjadi karena demikianlah yang patut terjadi dan begitulah sifat dunia yang sesungguhnya.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang ada di dunia ini, entah punya ikatan apapun pada kuasa atau hal-hal duniawi apapun, akan tetap mendapatkan masalah atau kesulitan hidup; sesuai esensi hidup duniawi itu sendiri. HIDUP SELALU PENUH MASALAH Janganlah heran jika terjadi kesukaran hidup selama berada di dunia. Sesungguhnya, kesukaran itu terjadi karena demikianlah yang patut terjadi dan begitulah sifat dunia yang sesungguhnya. Ujian datang silih berganti. Belum juga kita menarik napas lega karena sebuah permasalahan hidup, datang lagi cobaan yang lebih rumit. Andai bisa memilih, betapa indahnya dunia tanpa masalah. Yang ada hanyalah tawa bahagia semata. Kadang, pikiran seperti ini hinggap dal...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 23: Fokus Pada Kewajiban

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 23, tertulis Janganlah menunggu kapan selesainya semua rintangan karena hal ini hanya akan menghalangimu untuk mendekati Allah melalui sesuatu yang sudah dibebankan kepadamu.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang salik, pencari Allah, haruslah terus maju dalam merampungkan takdirnya tanpa perlu menunda ini dan itu sesuai dengan kesiapannya. Selama ia tulus berjalan di jalan Allah, Allah yang akan menyiapkannya. PENTINGNYA FOKUS PADA KEWAJIBAN Janganlah menunggu kapan selesainya semua rintangan karena hal ini hanya akan menghalangimu untuk mendekati Allah melalui sesuatu yang sudah dibebankan kepadamu. Ketika seseorang berniat mendekati Allah, ada saja yang membuatnya terhalang. Seorang anak yang belajar puasa, pasti merasakan beratnya menahan lapar setengah hari saja. Seseorang yang hendak bersedekah, kadang ragu dengan penerima sedekah yang terlihat bugar tidak kekurangan sesuatu apa pun. Seorang karyaw...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 22: Takdir Bersifat Mutlak

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 22, tertulis 'Tiada satu napas pun yang keluar darimu melainkan di sana terdapat pula qadar yang berlaku atasmu'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang salik, pencari Allah, tidak berhak berharap kepada selain-Nya; termasuk di dalam ini, tidak berhak berharap Allah memberikan hadiah perubahan kedudukan, karena itu hak mutlak-Nya; bukan hak pencari-Nya. MUTLAKNYA TAKDIR Tiada satu napas pun yang keluar darimu melainkan di sana terdapat pula qadar yang berlaku atasmu Hakikat berserah diri kepada Allah tidak akan terwujud hanya di bibir semata. Mungkin kita telah berbicara kepada semua orang pentingnya mengucapkan kata “tiada tuhan selain Allah”. Mungkin pula kita menjadi seorang ulama yang gemar menyebarkan ajaran untuk menerima semua anugerah Allah; entah itu penderitaan atau kebahagiaan. Namun, sudahkah kalimat demi kalimat yang terucap tadi dipraktikkan dalam kenyataan hidup sehari-hari? Kemutlakan ta...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 21: Jangan Mengemis Pada Allah

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 21, tertulis 'Permintaanmu kepada Allah menunjukkan kau kurang percaya kepada-Nya.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang pencari Allah, tidak berhak menuntut hal-hal yang tidak dimilikinya kepada Allah. Memang Allah Maha Memberi. Tetapi menuntut sesuatu yang di luar pemberian Allah adalah bukti kekafiran tersembunyi. LARANGAN MEMINTA KEPADA ALLAH Permintaanmu kepada Allah menunjukkan kau kurang percaya kepada-Nya  Permintaan kepada Allah menunjukkan kau tidak melihatnya Permintaan kepada selain-Nya menunjukkan sedikitnya rasa malu kepada-Nya  Permintaan dengan selain Allah menunjukkan jauhnya engkau dari-Nya Kita sudah membahas bahwa seorang muslim wajib memiliki rasa tanggung jawab. Ia harus mau mengakui segala kesalahannya, tidak hanya di bibir, tetapi terutama dalam hati dan perbuatan nyata. Tujuan kepemilikan tanggung jawab ini demi memupuk kepasrahan total kepada semua kehendak Allah. Namun, tangg...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 20: Sabar Pada Allah

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian dua puluh, tertulis 'Seorang salik tidak akan berniat berhenti ketika terjadinya kasyaf, karena senantiasa ada suara hakiki yang berseru, “Apa yang kaucari masih begitu jauh dari hadapan mata (maka jangan berhenti!).'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa seiring dengan mendekatnya salik kepada Allah, maka ia akan mendapatkan banyak godaan dari alam ruhani, hal-hal ajaib yang menyebabkan dirinya berpuas diri. Tetapi salik yang dinaungi cahaya Allah akan terus berjalan dan tidak peduli dengan keajaiban-keajaiban itu. JANGAN TERAYU GODAAN SELAIN ALLAH Seorang salik tidak akan berniat berhenti ketika terjadinya kasyaf, karena senantiasa ada suara hakiki yang berseru, “Apa yang kaucari masih begitu jauh dari hadapan mata (maka jangan berhenti!).” Alam gaib tidak akan pula terbuka bagi sang salik, kecuali ada suara peringatan, “Sesungguhnya kami adalah ujian. Maka, janganlah engkau kufur! ” Mendekatnya seorang p...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 20: Godaan Selain Allah

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian dua puluh, tertulis 'Alam gaib tidak akan pula terbuka bagi seorang pencari Allah, kecuali ada suara peringatan, bahwa semua itu adalah ujian'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang salik, pencari Allah, tidak boleh terjebak dalam kesenangan-kesenangan semu dalam perkembangan jiwanya, seolah-olah ia mampu berbuat sesuatu yang ajaib, padahal semuanya bergerak atas kehendak Allah.   JANGAN TERAYU GODAAN SELAIN ALLAH   Seorang salik tidak akan berniat berhenti ketika terjadinya kasyaf, karena senantiasa ada suara hakiki yang berseru, “Apa yang kaucari masih begitu jauh dari hadapan mata (maka jangan berhenti!).” Alam gaib tidak akan pula terbuka bagi sang salik, kecuali ada suara peringatan, “Sesungguhnya kami adalah ujian. Maka, janganlah engkau kufur!” Mendekatnya seorang pencari Allah kepada Sang Khalik diibaratkan dengan niatan kembali ke kampung halaman. Namun, kita sedikit lupa dengan peta kampung t...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 19: Sabar Pada Allah

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian sembilan belas, tertulis 'Jangan meminta Allah untuk memindahkanmu dari satu kedudukan (hal) ke kedudukan lain. Jika Allah menghendaki, Dia akan memindahkanmu tanpa mengubah keadaanmu yang terdahulu.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang salik, pencari Allah, tidak berhak berharap kepada selain-Nya; termasuk di dalam ini, tidak berhak berharap Allah memberikan hadiah perubahan kedudukan, karena itu hak mutlak-Nya; bukan hak pencari-Nya. SABAR MENANTI KEPUTUSAN ALLAH Jangan meminta Allah untuk memindahkanmu dari satu kedudukan (hal) ke kedudukan lain. Jika Allah menghendaki, Dia akan memindahkanmu tanpa mengubah keadaanmu yang terdahulu. Kata mutiara ini sebenarnya merupakan istilah teknis untuk seorang sufi. Hal (kedudukan) adalah pengalaman spiritual yang berubah dan dialami secara tiba-tiba, tanpa ikhtiar manusia. Hal adalah anugerah dari Allah sebagai imbalan atas keberanian orang ini dalam mengenal A...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 18: Jangan Tunda Kebaikan

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian delapan belas, tertulis 'Menunda amal kebaikan karena menunggu kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan'. Kata mutiara ini mengisyaratkan, kemalasan tidak boleh muncul pada diri seseorang yang beriman. Jika ia memang mencintai Allah, maka yang harus dilakukan adalah menyegerakan perbuatan baik, apapun yang terjadi, dan seberapa pun sakitnya. JANGAN MENUNDA KEBAIKAN Menunda amal kebaikan karena menunggu kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan Kelemahan dasar kita adalah sifat malas. Ketika sifat ini sudah hinggap, banyak hal yang terbengkalani. Kerja menjadi asal-asalan dan semua hal seolah bisa ditunda esok hari. Orang malas pun terbiasa berapologi. Kalau kita terlambat memperoleh sesuatu karena malas, hati berkata, ini pasti bukan rezeki kita. Kalau hasil kerja kita buruk karena malas, kita pun lebih suka mempersalahkan keadaan. Kita terbiasa membuat alasan-alasan palsu dan menolak bertan...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 17: Mengubah Takdir

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian tujuh belas, tertulis 'Seseorang yang berkehendak mengubah sesuatu yang sudah ditetapkan Allah pada sebuah masa, berarti tidak pernah berniat meninggalkan kebodohannya sedikit pun.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa, memang sifat manusia tidak pernah puas. Ketika ada sesuatu yang menyakiti hatinya, ia berharap sesuatu itu pergi; padahal itulah yang terbaik dari Allah. LARANGAN INGIN MENGUBAH TAKDIR Seseorang yang berkehendak mengubah sesuatu yang sudah ditetapkan Allah pada sebuah masa, berarti tidak pernah berniat meninggalkan kebodohannya sedikit pun. Ada kalanya orang berkata, takdir sangat kejam. Upayanya meraih kesuksesan, tenggelam begitu saja ketika nasib buruk menimpa. Kala hal ini terjadi, seolah seluruh hidup melayang pergi; seolah Tuhan hanya ingin membuat kita senantiasa bersedih. Mengapa berkehendak mengubah takdir yang sudah berjalan disebut bodoh? Orang awam akan beralasan, tindakan ini a...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 16: Dekatnya Allah Pada Makhluk

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian enam belas, tertulis 'Bagaimana mungkin Allah dapat ditutupi sesuatu padahal Dia lebih dekat kepadamu daripada apa pun?'. Kata mutiara ini mengisyaratkan sejatinya Allah sangat dekat kepada kita. Namun, kelemahan manusia yang ada di alam dunia inilah yang tidak mampu menjangkau kehadiran-Nya, sehinga kita kadang merasa sangat jauh dari Allah. KEDEKATAN ALLAH DENGAN MAKHLUK Bagaimana mungkin Allah dapat dihijab (ditutupi) oleh sesuatu padahal Dialah yang menzahirkan (menyingkap) segala sesuatu? Bagaimana mungkin Allah dapat dihijab sesuatu padahal Dia tampak pada segala sesuatu? Bagaimana mungkin Allah dapat dihijab sesuatu padahal Dialah yang terlihat dalam segala sesuatu? Bagaimana mungkin Allah dapat ditutupi sesuatu padahal Dialah yang tampak pada tiap sesuatu? Bagaimana mungkin Allah dapat ditutupi padahal Dia Nyata sebelum nyatanya segala sesuatu? Bagaimana mungkin Allah dapat ditutupi sesuatu padalah ...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 14: Rahasia Cahaya Ilahi

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian empat belas, tertulis 'Alam semesta diliputi kegelapan; yang mencahayainya adalah penglihatan terhadap terang benderangnya tanda-tanda kehadiran Allah'. Kata mutiara ini mengisyaratkan betapa adanya batas yang jelas antara takdir dan usaha manusia. Sekeras apapun manusia berusaha, tidak ada gunanya jika takdir sudah berbicara. Sebaliknya, selemah apapun orang tersebut, jika sudah takdirnya, maka jalan untukny aakan terbuka. RAHASIA CAHAYA ILAHI Alam semesta (Al-Kaun) diliputi kegelapan; yang mencahayainya adalah penglihatan terhadap terang benderangnya tanda-tanda kehadiran Allah.  Barangsiapa melihat alam semesta, tetapi tidak melihat (tanda-tanda) Allah di dalamnya atau di sekitarnya, sebelum atau sesudahnya, maka orang ini benar-benar membutuhkan perwujudan tanda-tanda tadi; karena cahaya ma’rifat Allah kepadanya telah tertutup oleh pekatnya mendung benda-benda di alam ini. Kebanyakan orang mengira, Tuhan...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 15: Perlindungan Allah

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian ketiga, tertulis 'Sebagian bukti yang memperlihatkan kekuasaan-Nya adalah bahwa Allah menyelubungimu dari hijab memandang kepada-Nya dari sesuatu yang tidak berwujud di hadapan Allah'. Kata mutiara ini mengisyaratkan, ketika Allah sudah jatuh cinta kepada seorang hamba pilihan-Nya, maka Ia akan menjauhkan kita dari semua ketertarikan pada duniawi; meskipun ketertarikan itu terlihat indah; dan berpisah dari ketertarikan itu penuh luka. PERLINDUNGAN ALLAH TERHADAP HAMBA-NYA   Sebagian bukti yang memperlihatkan kekuasaan-Nya adalah bahwa Allah menyelubungimu dari hijab memandang kepada-Nya dari sesuatu yang tidak berwujud di hadapan Allah Banyak orang mengira bahwa dunia memiliki wujud nyata. Padahal, sebenarnya dunia seisinya ini tidaklah nyata. Keberadaan kita di tempat inilah yang membuatnya seolah benar-benar mewujud. Ketika kita bertegur sapa dengan orang lain, melihat keindahan alam, atau ketakutan ketika...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 13: Suci Dari Dunia

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian ketiga belas, tertulis 'Bagaimana mungkin hati akan tercerahkan sementara gambaran dunia yang fana masih melekat di cerminnya? Bagaimana mungkin seseorang mendekati Allah sedangkan ia masih terbelenggu oleh syahwat? Bagaimana mungkin ia berhak masuk ke hadirat Allah sementara ia masih belum suci dari junub kelalaiannya? Bagaimana mungkin ia berharap memahami rahasia gaib sementara ia belum bertaubat dari segala dosanya?'. Kata mutiara ini mengisyaratkan, sebelum seseorang hendak mengenal Allah, hendaknya dia lebih dahulu menyucikan diri dari dunia. PENTINGNYA MENYUCIKAN DIRI DARI DUNIA Bagaimana mungkin hati akan tercerahkan sementara gambaran dunia yang fana masih melekat di cerminnya? Bagaimana mungkin seseorang mendekati Allah sedangkan ia masih terbelenggu oleh syahwat? Bagaimana mungkin ia berhak masuk ke hadirat Allah sementara ia masih belum suci dari junub kelalaiannya? Bagaimana mungkin ia berharap...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 11: Rendah Hati

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian sebelas, tertulis 'Tanamkan wujudmu ke dalam tanah kerendahan hati. Hal yang tumbuh dari sesautu yang tidak ditanam, tidak akan pernah sempurna'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa dasar utama seseorang yang sedang menempuh jalan menuju Allah adalah rendah hati. Hal inilah yang harus ditanamkan sebelum apapun. PENTINGNYA SIKAP RENDAH HATI Tanamkan wujudmu ke dalam tanah kerendahan hati. Hal yang tumbuh dari sesuatu yang tidak ditanam, tidak akan pernah sempurna. Dikisahkan, ada seseorang bernama Asy-Syibli yang begitu ingin menjadi seorang sufi. Ia mendatangi Junayd al-Baghdadi, salah satu guru termasyhur. Asy-Syibli, dengan keangkuhannya, meminta Junayd untuk “menjual” hikmah pengetahuan Ilahi. Junayd menyanggupinya. Sebagai syarat, Junayd meminta agar Asy-Syibli menjadi seorang penjual arang selama setahun. Bagi Asy-Syibli ini adalah pukulan telak. Ia salah satu orang terpandang di kota. Menjadi penjual...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 12: Manfaat Tafakur

Gambar
Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian keduabelas, tertulis 'Tidak ada yang lebih berguna bagi jiwa selain beruzlah untuk memasuki medan tafakur'. Kata mutiara ini mengisyaratkan, pengasingan diri, menyepi dari keramaian, adalah obat untuk jiwa. Dengan menjauhi hiruk-pikuk duniawi, manusia akan menyadari kekosongan dirinya, dan tahu, tujuannya di dunia ini adalah kembali kepada Allah. MANFAAT BERSENDIRI Tidak ada yang lebih berguna bagi jiwa selain beruzlah untuk memasuki medan tafakur Uzlah adalah tindakan seseorang untuk menyendiri dari keramaian demi mendekatkan diri kepada Allah. Dahulu, sebelum menerima wahyu, Rasulullah sering beruzlah ke Gua Hira demi merenungi kehidupan masyarakat Mekah di zaman Jahiliyyah. Rasulullah mengajarkan pentingnya bagi seseorang untuk keluar dari cangkang jika ingin mengetahui sebuah permasalahan sosial. Ketika kita berada di dalam masyarakat, bergaul dengan tetangga, kadang kita terkondisikan untuk memaklumi ha...

Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 10: Amal Sia-Sia

Gambar
 Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian sepuluh, tertulis 'Amal perbuatan adalah kerangka; ruh yang membuatnya hidup adalah keikhlasan yang mewujud secara tersembunyi dalam amalan tersebut'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa yang menjadi kunci keberhasilan seseorang di jalan Allah bukan amal perbuatannya, melainkan keikhlasan yang melahirkan amal tersebut. Tanpa ikhlas, segalanya akan sia-sia dan percuma. HAL YANG MEMBUAT AMAL SIA-SIA Amal perbuatan adalah kerangka; ruh yang membuatnya hidup adalah keikhlasan yang mewujud secara tersembunyi dalam amalan tersebut. Kita sudah membahas masalah syariat dan tarikat di pembahasan kata mutiara kedelapan. Semua amal perbuatan hendaknya disesuaikan dengan hukum Allah. Kita mengikuti perintah salat, berzakat, berpuasa, dan seterusnya demi senantiasa mengingat Allah. Kita tidak berzina, merokok, mabuk-mabukan, dan sebagainya juga demi membuat konsentrasi terhadap Allah tidak berkurang. Namun, amalan-am...